Kamis, Februari 17, 2011

Cahaya dari lobang kubur

Mari kita intip kisah nyata ini.
Tak ada yang tahu, siapa saja yang mendapat kemuliaan dari-Nya. tapi jika dia orang saleh yang ikhlas mengikuti tuntunan beribadat pada-Nya maka dia berhak atas kemuliaan itu. tak peduli berapapun umurnya, dimana tinggalnya, seperti apa rupanya, dan seberapa banyak harta dan kepopulernya.

Demikianlah hal yang terjadi pada seorang perempuan lanjut usia yang tinggal di daerah terpencil bernama Siti Salbiyah. Ia tak populer dan sama sekali bukan orang penting di desanya yang asri, Desa Sadeng kolot, kampung sukamanah , Leuwi sadeng, bogor.
Ia janda yang ditinggal mati suaminya. menjalani kerja sehari-hari sebagai petani. sangat biasa dan lumrah sekali sosoknya. tapi sebuah peristiwa telah terjadi atasnya, membuat banyak orang mengambil pelajaran darinya.

Kisah ini nyata. tak terdengar kabar sakit dan derita, Siti Salbiyah di beritakan wafat. sebagian orang menganggapnya hal wajar sebab usianya sudah sangat lanjut kisaran 80 tahun.
liang lahat sudah siap. tibalah jenazah Salbiyah diturunkan, direbahkan ketanah menyatu pada asal kejadiannya. papan penutup diturunkan satu-persatu, dipasang miring membentuk garis diagonal dan ruang segitiga. demikianlah, yang lazim dilakukan melindungi jenazah agar tak langsung dirusak oleh ribuan mahluk kecil penghuni tanah. iringan doa sayup terdengar dari para pengantar, menyebut nama Allah dengan lisan bersahutan.

Tapi disinilah hal yang tak biasa tiba-tiba hadir. setelah setengah dari papan rapi terpasang dan orang yang berada di liang akan memasang papan berikutnya, dari ruang segitiga dimana jenazah Salbiyah menciun tanah memancar cahaya terang mirip lampu neon. tentu saja hal ini mengagetkan, terutama bagi orang yang berada didalam liang. Cahaya itu rupanya bukan halusinasi karena orang-orang yang ada diatas liang yang sedari tadi seksama memandang kebawah juga melihatnya.

Tak ayal mulut, mereka menyebut nama Allah lebih keras. sementara yang lain bebas kedalam liang mendekat dan melihat cahaya itu. 
Haji Sumpena beserta yang lainnya lalu berucap takjub seraya bersyukur " itu taufik Allah. Alhamdulillah, Alhamdulillah..." ujar Haji Sumpena berlinang air mata. beberapa saat dalam takjub, Haji Sumpena lalu memerintahkan pemasangan papan diteruskan hingga sempurna. masih dalam takjub para pengantar melihat dari sela-sela papan cahaya masih menyeruak. makin banyak orang yang berlinang air mata menyaksikan kuasa Allah yang tengah berlangsung. " tahan mulut, jangan jadikan bahan omongan bagi orang lain, nanti jadi ujub, sombong. ini karunia Allah yang di tunjukkan pada kita dan masing-masing semestinya dapat mengambil pelajaran " ujar Haji Sumpena pada khalayak. lalu tanah satu persatu menutup papan itu, menutup jenazah Salbiyah yang kembali pada tuhannya.

Anjuran itu cukup berhasil, karena setelah peristiwa itu masing-masing yang menyaksikan dapat menjaga lisan mereka. tak ada kehebohan yang terjadi. mereka sadar bahwa yang terpenting adalah mengambil pelajaran. ini di alami oleh Madnur, salah seorang pemuda yang hadir di penguburan itu. ia kini dikenal warga sudah rajin beribadah dan sholat.
" padahal dia dulu sering berkata dengan shalat pun orang tak akan masuk surga," ujar Haji Sumpena dengan rasa syukur yang memancar dari matanya.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

InstaForex